Wednesday 12 December 2012

Jendela Rindu

Dia tentu dapat bayangkan apa yang saya lakukan saat ini. Memang telah jadi kebiasaan saya suka duduk di tepi jendela sambil membiarkan bayu malam menyapa pipi dengan lembut.

Mata masih memandang keindahan cahaya bulan sambil melayani persoalan hati..

Adakala malam seperti ini mendamaikan jiwa. Adakalanya malam seperti ini, mampu membuatkan diri jadi lemah. Terasa rindu tiba tiba menghimpit jiwa. Jauh. Dirinya amat jauh. Dan saya amat rindukan dia.

Rindu untuk mendengar usikan dia, rindu pada gelak dan tawa darinya, rindu pada senyumannya yang pasti akan mempamerkan sebarisan gigi putih beserta taringnya. Tersenyum bila membayangkan reaksinya setiap kali saya mengusik dia tentang 'siong' nya yang tajam. Bulan, adakah dia juga merindui saya saat ini?

Termalu sendiri bila memikirkan yang saya bercakap dengan bulan yang tidak bisa membalas kata. Saya mengalihkan pandangan ke laptop yang sedia terbuka. Jari menekan papan kekunci pantas dan dengan segera wajahnya muncul, dengan sebaris senyumannya.

Andai awak mampu mendengar keluhan hati saya,  ketahuilah ada seseorang yang amat merindukan awak di sini.

Kembalilah segera. Ke sisi.

No comments:

Post a Comment