Rintik air
menitis laju
semakin deras membasahi aku.
Titisan air ini adalah hujan yang tidak pernah mengenal apa itu langit dan apa itu awan. Munculnya di dalam suram malam yang sunyi. Tercipanya dari pilu yang erat mendakap diri. Dinginnya hingga tubuh gigil membeku. Pedihnya menikam hingga ke kalbu. Tiada daya menahan sebak yang membuak.
Menepis titisan hujan. Pipi tetap basah. Di mana payung berwarna pelangi yang dia hadiahkan semalam?
Hilang dalam hujan.
No comments:
Post a Comment